Sabtu, 29 September 2012

Jenis-jenis krl ac


                                                   1.KRL Eks Toei 6000(Japan)

Toei 6000 original
KRL ini adalah KRL yang diimpor dari perusahaan KA milik Biro Transportasi Pemerintah Daerah Tokyo (Tōei), dalam rangka kerjasama strategis Indonesia-Jepang saat itu. Meramaikan jalur Jabotabek mulai tahun 2000, dioperasikan di sebagian besar rute untuk layanan ekspres dengan tambahan pendingin udara (AC). Karena asalnya, KRL ini sering disebut sebagai KRL hibah.
Pada mulanya, didatangkan 72 unit kereta dari Jepang dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 8 kereta. Namun, pada akhirnya hanya sebanyak 3 rangkaianlah yang memiliki 8 kereta (set 6121F, 6161F, 6171F), sedangkan sisanya dijadikan enam kereta per rangkaiannya.
Sebagian rangkaian 6 kereta menggunakan kabin modifikasi, yang dibuat oleh Balai Yasa Manggarai.
Toei 6000 djoko lelono 2
Toei 6000 rakitan

 

Toei 6000 lohan


Toei 6000 esspass





                                                        2.KRL eks Tokyu [Japan]


Seri 8000
Seri 8500
KRL eks Tōkyū Corporation mulai meramaikan armada komuter Jabodetabek sejak masuknya rangkaian seri 8000 dan 8500. KRL ini diimpor dari Jepang dengan harga sekitar 800 juta per unit, atau sekitar 6,5 miliar per rangkaian dengan 8 kereta. Berkat perawatan yang baik, KRL Tōkyū selama ini jarang bermasalah dan dapat dioperasikan sampai sepuluh tahun mendatang  
diJabodetabek.
3.KRL eks JR East 103(japan)
Indonesia membeli kereta ini untuk melayani beberapa rute Jabotabek. Mulanya digunakan untuk layanan Bojonggede Ekspres dan Depok Ekspres. Namun, akibat bertambahnya penumpang, KRL ini pun diganti dengan unit Tōkyū yang memiliki 8 gerbong, KRL ini pun kini difungsikan di rute Tangerang yang jumlah penumpangnya tidak terlalu banyak. Selain itu, KRL ini berada di bawah alokasi depo Depok, dan dioperasikan untuk layanan Ekonomi AC Depok. KRL ini masing-masing rangkaiannya terdiri dari 4 gerbong (1 set), dan menjadi salah satu rangkaian KRL dengan AC terdingin di Jabodetabek.
 
4.KRL Toyo Rapid 1000(japan)
Indonesia merupakan salah satu pengguna kereta ini. Kereta ini merupakan rekondisi (pengubahan ulang) dari unit Tōkyō Metro seri 5000, yang juga dijual ke Indonesia. Pada awalnya masing-masing rangkaian akan dioperasikan dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya. Kereta ini dioperasikan untuk KRL kelas Ekonomi AC tujuan Bogor, Bekasi, dan Depok.
5.KRL Tokyo Metro 5000(Japan)

Tōkyō Metro seri 5000 (bahasa Jepang=東京地下鉄5000系, Tōkyō Chikatetsu 5000-kei) adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang. Pada awalnya hendak dioperasikan masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya. Kereta ini merupakan kerabat dari Tōyō Rapid seri 1000, karena ia merupakan rekondisi dari unit ini.
                                                    
                                              
                                          6.KRL Tokyo Metro 7000(Japan)



Tōkyō Metro seri 7000 (bahasa Jepang=(東京地下鉄7000系 Tōkyō Chikatetsu 7000-kei)) adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang. Pada awalnya hendak dioperasikan masing-masing dengan sepuluh gerbong, namun hanya dioperasikan dengan delapan gerbong akibat terbatasnya panjang peron dan kurangnya daya. Kesemua rangkaian berwarna sama, yaitu warna merah di bagian muka, perak di badan dan strip berwarna kuning-merah. Semua rangkaian dialokasikan pemeliharaannya pada Dipo Depok, namun terkadang dioperasikan di jalur Serpong dan Bekasi.


                                               7.KRL Tokyo Metro 05
 
Tōkyō Metro seri 05 (bahasa Jepang=(東京地下鉄05系 Tōkyō Chikatetsu 05-kei)) adalah unit kereta rel listrik buatan Jepang. KRL ini baru datang di Indonesia sejak bulan Agustus 2010. Rangkaian yang datang di tahun 2010 baru 2 set (20 unit) dari rencana 5 set (50 unit). Warnanya disamakan dengan KRL eks Tōkyō Metro seri 7000, yaitu silver dengan strip merah-kuning dan warna merah di muka. Di jendela kabin juga dipasangi teralis untuk mencegah kaca pecah akibat pelemparan batu.

                                     8.KRL Prajayana/Djoko Lelono 3 (INKA)

Kereta api Prajayana (sekarang sering disebut KRL Ekonomi AC Ciliwung Blue Line) adalah nama bagi kereta komuter yang melayani rute lingkar Jakarta. Mulai beroperasi pada 30 November 2007, kereta Prajayana menggunakan unit kereta rel listrik buatan PT INKA. Rutenya adalah: Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri Angke, Kampung Bandan, Kemayoran, Pasar Senen, Jatinegara, hingga kembali ke Manggarai. Jalur ini dahulu digunakan untuk rute Bogor dan Bekasi. Harga karcis untuk satu putaran ataupun satu stasiun (tarif rata) adalah Rp 3.500,-.

                                     9.KRL i9000 KfW-Bombardier-INKA

KRL INKA - Bombardier merupakan hasil kerjasama antara INKA sebagai industri perakitan kereta api di Indonesia dengan Bombardier AG, yang mana motor traksi dan sistem kendali KRL ini dipasok oleh Bombardier sedangkan bodi, sistem kelistrikan dan interiornya dikerjakan oleh INKA, yang direncanakan akan dibuat 4 set awal terlebih dahulu dengan 1 setnya berstamformasi 4 kereta (TC1-M1-M2-TC2 seperti halnya KRL-I).Yang saya ketahui, desain bodi KRL ini menyerupai bodi KRL-I di mana pada salah satu kabin masinis dilengkapi dengan pintu untuk mempermudah keluar-masuk penumpang pada saat dua KRL sejenis digabungkan dalam satu rangkaian, dengan sistem traksi VVVF-IGBT dan pantograf berjenis single arm.


                                           10.KRL eks JR East seri 203

KRL eks East Japan Railway Company seri 203 telah tiba di Indonesia pada tanggal 2 Agustus 2011. Saat ini set 52F dan 66F sudah berdinas, sementara set lain berada di Dipo Depok dan sedang dalam proses modifikasi penggantian warna sesuai skema PT. KAI Commuter Jabodetabek.

Seluruhnya berwarna merah-putih-kuning. Khusus untuk 04F, 05F, dan 12F memakai tralis jendela berwarna hitam, sementara rangkaian lain tralis jendelanya berwarna silver.

                                       11. KRL eks Tōkyō Metro seri 6000

KRL eks Tōkyō Metro seri 6000, (6106F, 6112F, 6115F, 6126F) masing-masing dengan 10 kereta, merupakan armada terbaru yang sudah diuji coba dan dioperasikan.




Rabu, 26 September 2012

Shinkansen

Shinkansen (新幹線, juga sering dipanggil kereta peluru) adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways.
Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.
Nama Shinkansen sering digunakan oleh orang-orang di luar Jepang untuk merujuk kepada kereta apinya, namun kata ini dalam bahasa Jepang sebenarnya merujuk kepada nama jalur kereta api tersebut.
Shinkansen dibuka pada 1 Oktober 1964 untuk menyambut Olimpiade Tokyo. Jalur ini langsung sukses, melayani 100 juta penumpang kurang dari 3 tahun sejak dibuka pada tanggal 13 Juli 1967, dan melayani satu milyar penumpang pada 1976.
Pada mulanya Shinkanshen dari Tokyo ke Shin-Osaka (515,4km) memakan waktu kira-kira 4 jam. Pada 1992, Shinkanshen model baru 'Nazomi' yang dapat menghasilkan kecepatan 270 km/j telah menghasilkan perjalanan yang singkat. Rancangan penggunaan landasan kereta api linear motor car pada abad ke-21 yang akan datang ini diharapkan akan menambah kecepatan Shinkanshen.
Tidak ada daftar kecelakaan yang berakibat fatal dalam pengoperasian Shinkansen sejak sekitar 40 tahun yang lalu. Namun ada beberapa orang terluka dan satu kefatalan dikarenakan pintu yang menjepit penumpang atau barang mereka. Selain itu ada beberapa percobaan bunuh diri oleh penumpang. Karena itu beberapa stasiun telah memasang pagar pelindung. Meskipun begitu tetap saja ada percobaan bunuh diri oleh penumpang yang memanjat pagar pengaman tersebut.
Untuk menghadapi gempa bumi kereta ini dilengkapi dengan sistem pendeteksian yang akan memberhentikan kereta bila gempa bumi terdeteksi. Pada gempa bumi Chuetsu di Oktober 2004 sebuah Shinkansen yang dekat dengan pusat gempa lepas dari relnya, namun tidak ada penumpang yang terluka. Kereta generasi berikutnya, FASTECH 360 akan memiliki sayap rem penahan angin (yang mirip dengan kegunaan telinga) untuk membantu proses pemberhentian bila gempa bumi terdeteksi.Pada 2003, JR Central melaporkan jadwal waktu rata-rata Shinkansen tepat dalam 0,1 menit atau 6 detik dari waktu yang telah dijadwalkan. Ini termasuk seluruh kesalahan alami dan manusia dan dihitung dari seluruh 160.000 perjalanan yang dijalani oleh Shinkansen. Rekor sebelumnya dari 1997 dan tercatat 0,3 menit atau 18 detik.

Padalarang trip

Pada H+3 lebaran 2012 kemarin,saya bareng ayah dan adik saya jalan-jalan ke Padalarang.Karena sudah sering naik krl di daop 1 Jakarta,dan jarang jarang ke daop 2 bandung saya ingin menjelajahi wilayah Bandung barat.Kami naik KRD Patas dari stasiun cicalengka dengan tarif yang cukup mahal yakni Rp.7000 untuk ke sana.
stasiun Cicalengka
KRD Patas tersebut
Saya tidak perlu menunggu lama baru masuk peron beberapa menit sudah di beritahukan kepada petugas stasiun "dari jalur 3 masuk KRD Patas tujuan Padalarang"dan saya,ayah,dan adik saya pun bergegas ke peron jalur 3.Tetapi saya harus menyebrang melalui KA malabar yang berhenti di jalur 2.Dari stasiun Cicalengka kereta ini tidak terlalu penuh dan memang kami bisa melihat pemandangan sawah-sawah yang masih asri di sana. Sayang kami nggak ambil foto.Tetapi setelah berhenti di stasiun Rancaekek rangkaian ini menjadi penuh.Maklumlah karena hari itu hari libur tetapi tidak penuh sesak.Sesampai di stasiun Bandung rangkaian ini kembali kosong karena banyak penumpang yang mengakhiri perjalanan di stasiun Bandung.Di arah Bandung-Padalarang sawah yang asri sudah jarang terlihat mungkin karena daerah Bandung barat yang panas.Sesampainya di Padalarang saya langsung mengambil foto.Saya tidak mengambil foto terlalu banyak di sana dan setelah saya selesai mengambil foto saya langsung menuju lagi ke kota Bandung dengan menggunakan angkot karena menunggu kereta berikutnya cukup lama.Stasiun ini cukup kumuh karena ketika saya keluar stasiun saya langsung di sambut pasar Padalarang.Lumayan juga perjalanan Padalarang-Bandung naik angkot tapi sayangnya macet.Sesampainya di kota Bandung saya,ayah,dan adik saya langsung makan siang di texas chiken dan sholat dzuhur di Masjid Raya Bandung.Setelah selesai berjalan jalan di kota Bandung saya langsung menuju ke stasiun Bandung/st hall.Setelah saya masuk peron stasiun saya langsung menunggu KRD Patas yang jam keberangkatan 16.00 sore.Berbeda ketika berangkat kalau naik tidak berebutan malah yg ini naik dengan berebutan,maklum saja karena sore-sore jam orang selesai jalan-jalan/jam pulang dan akhirnya saya tidak naik di gerbong penumpang karena sudah penuh saya harus naik di gerbong restorasi yang tidak terpakai.Akhirnya saya sampai di stasiun tujuan saya yaitu stasiun rancaekek karena jarak rumah nenek saya lebih dekat jika turun di rancaekek.Jika berangkat saya naik dari cicalengka karena saya ingin mendapatkan tempat duduk.pasti kalau berangkat dari rancaekek pasti saya tidak akan dapat tempat duduk.
KA Lokal Cibatu-Purwakarta di Padalarang



KRD Patas tujuan Padalarang di stasiun Bandung
KRD Patas tujuan cicalengka di stasiun Bandung



Selasa, 25 September 2012

Sang legendaris KA Parahyangan

Pada tanggal 31 Juli 1971 telah di luncurkan Kereta komuter Jakarta-Bandung yang bernama KA Parahyangan yang mempercepat perjalanan Jakarta-Bandung hanya 2 1/5 jam.Dengan lokomotif penarik BB 301 sebagai lokomotif pertama yang menarik rangkaian tersebut.Dengan warna lokomotif yang khas PJKA yaitu kuning hijau dan gerbong krem orange.Warna gerbong ka parahyangan rupanya menginspirasi para anggota manajemen PJKA untuk mengecat satu lokomotif dengan warna yang matching dengan gerbong ka parahyangan tersebut yaitu,BB301 27, terlihat di sini di belakang loko BB301 12 yang warnanya standard PJKA.

Ditahun 1976 Ka parahyangan pertama kali menarik gerbong EXA/executive saat KA parahyangan sering ditarik lokomotif BB 304.Per tahun 1977, lokomotif BB mulai digantikan tugasnya oleh lokomotif CC201. Ini ada satu CC201 16 menarik KA PArahyangan yang berangkat dari stasiun Jakarta Kota. Di dekade 1980an, CC201 adalah lokomotif andalan untuk menarik KA Parahyangan. Dang warna rangkaiannya sudah mulai berubah dari krem oranye, menjadi abu-abu maroon. Ini CC201 66 bersiap menarik KA PArahyangan dari jalur 5 stasiun Bandung.Tidak bisa dipungkiri bahwa di dekade 1980an, KA Parahyangan memang jadi idola para komuter dari Bandung yang mau ke Jakarta. , di tahun 1980an,KA Parahyangan yang terdiri dari 14 gerbong ditarik 2 loko CC201. Saking panjangnya sampai posisi lokomotif melewati sinyal keluar.Hingga akhir dekade 1980an Parahyangan tetaplah berjaya, karena dia tidak punya pesaing.Di tahun 1992, KA Parahyangan mengalami perubahan warna yang radikal, sesuai dengan reorganisasi PJKA ke PErumka, sehingga warna semua kereta api dirubah untuk membuat image baru. Untuk KA bisnis dikasih warna biru-hijau, EXA warna biru-biru muda dan ekonomi biru-merah. Di periode ini KA Parahyangan sempat mengalami sebuah momen emas, yaitu beberapa rangkaiannya (semua kelas EXA) digunakan untuk mengantar delegasi KTT Non-Blok dari Jakarta ke Bandung.
Tradisi loko baru untuk Bandung juga berimbas untuk KA Parahyangan, bisa dibilang hingga periode ini mayoritas lokomotif besar yang baru di pulau jawa dipakai untuk menarik KA Parahyangan.Di tahun 1995, sekali lagi terjadi perubahan warna. Seiring dengan munculnya KA Argo, gerbong parahyangan diganti warnanya dengan warna putih-kuning.
Di tahun 1995, muncul lokomotif baru, yaitu CC203. Lokomotif ini awalnya dikhususkan untuk menarik KA Argo (Gede) saja. Tapi per akhir tahun 1990an, CC203 juga mulai dipakai untuk menarik KA Parahyanga. Termasuk KA PArahyangan EXA ini.
 Hingga awal tahun 2000an, KA PArahyangan masih tetap berjaya dan seperti di foto tahun 2003 ini, KA PArahyangan masih sering membawa rangkaian panjang, walaupun tak sepanjang di tahun 1980an silam, sewaktu KA Parahyangan adalah pemain tunggal di koridor ini.
Hingga tahun 2004, KA Parahyangan masih berjaya saja Tapi ancaman jalan tol sudah terlihat nyata. Seperti di daerah Cilame ini. Pada saat foto ini diambil (tahun 2004, beberapa detik setelah foto no.1) jalan tol ini habisnya di Cikamuning. Sementara stretch Padalarang-Cikampek masih dalam penggarapan.Di tahun 2006, muncul gerbong-gerbong dengan warna baru, yaitu putih biru, yang hingga kini merupakan warna standard kelas bisnis dan EXA campuran. Tapi jalan tol Cipularang sudah berumur 1 tahun. Karena itu kelihatan kalau rangkaiannya lebih pendek dari foto-foto sebelumnya.

Di tahun 2008, Dirop PT KA membuat gebrakan dengan menurunkan harga KA Parahyangan habis-habisan. Bahkan harga kelas bisnis bisa sampai Rp 20.000,-. Makanya tidak heran KA Parahyangan laku kembali, sampai sekali jalan loko CC204 (seperti CC204 08 ini) bisa menarik 11 gerbong sekali jalan. Malah pernah sekali satu CC204 menarik 12 gerbong.
Sayang, itu hanya memberikan solusi sementara.Akhirnya pada tanggal 27 April 2010 PT.KAI memutuskan untuk menghentikan oprasional KA parahyangan.Dan bekas gerbong KA parahyangan di jadikan KA baru dengan rute Malang-Bandung yang bernama KA Malabar dan digabungkan ke gerbong KA argo gede dengan nama baru yaitu KA argo parahyangan

Jumat, 21 September 2012

Jenis-Jenis krl di Indonesia
Jalur komuter Jabotabek dilayani oleh beberapa tipe rangkaian. Selain KRL Ekonomi non-AC buatan Jepang dan Belanda, jalur ini pun dilayani dengan beberapa rangkaian bukan baru yang berasal dari Jepang. Semua lintas telah dielektrifikasi.
                                             KRL Ekonomi Holec(1996-2000)
                                            


KRL Holec adalah unit KRL ekonomi termuda yang masih digunakan (meski tidak sebanyak dulu). KRL ini dibuat oleh Belanda dan melayani rute Ekonomi. Dari seluruh rangkaian ekonomi yang ada, KRL Holec tergolong paling sulit dirawat. Selain karena masalah suku cadang yang susah dicari (pabriknya sendiri sudah lama tutup), KRL ini pun juga sering mengalami mogok karena kelebihan beban. Sehingga banyak KRL eks Holec yang rusak, dijadikan KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik) yang dioperasikan di beberapa kota di luar Jakarta. "Rekondisi" KRL Holec adalah KRDE yang dioperasikan di rute Yogyakarta-Solo (Prameks),Padalarang-Cicalengka (Baraya Geulis),Tanjung priok-tegal (kaligangsa express),dan Purwokerto-magwuo(maguwo express).Dan sekian lama krl Bn holec tidak terlihat masih ada kok di PT.INKA masih dengan wujud KRL hanya saja memakai ac dan wajah berbeda.


KRDE PRAMEKS


C-KRDE KALIGANGSA



KRL Holec Ac



KRDE Baraya geulis

 
KRL Ekonomi Rheostat (seri KL3)(1978-1984)
Sebagian besar rangkaian yang digunakan adalah buatan Jepang dari tahun 1976 sampai tahun 1987 dengan teknologi rheostat. Umumnya, KRL ini dibuat oleh perusahaan Nippon Sharyo, Hitachi dan Kawasaki dari Jepang, untuk melayani kelas KRL Ekonomi. Untuk KRL rheostat buatan pabrik Nippon Sharyo tahun 1987 (lihat gambar tiga KRL,paling kanan), rangkaian ini dulunya melayani rangkaian Pakuan Ekspres tahun 90-an. Setelah KRL Hibah (Tōei seri 6000) datang, KRL ini mulai terlupakan dan dijadikan rangkaian KRL Ekonomi. Khusus untuk KRL Rheostat yang datang pada tahun 1986-1987, bodinya sudah stainless steel dan merupakan KRL AC pertama di Indonesia. Untuk KRL buatan Nippon Sharyo tahun 1976, kereta ini sudah dicat ulang beberapa kali dari warna lamanya. Semula berwarna merah polos dengan 'wajah' kuning terang, kemudian putih-hijau (lihat gambar tiga KRL, paling kiri), dan kini kuning kecoklatan. Kedua KRL ini mulanya seperti KRL Ekonomi AC atau Ekspres, yakni pintunya dapat tertutup secara otomatis, dan cukup nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu kedua KRL ini menurun kondisinya menjadi seperti sekarang ini.

Mulai 2010, KRL ini menggunakan skema warna putih dengan garis oranye di tengah. Pada 2009, juga telah dioperasikan KRL dengan modifikasi kabin, yang bernama "Djoko Lelono"

KRL Hitachi (Jepang-Indonesia)(1997)
KRL ini dibuat pada tahun 1997 di PT INKA bekerjasama dengan Hitachi, dibuat sebanyak 64 unit (8 set) berteknologi VVVF. Kereta ini memiliki ciri yang khas yaitu ketika mulai bergerak sangat halus dan tidak menyentak. Jenis KRL ini adalah yang digunakan untuk Pakuan Ekspres kelas bisnis sampai akhirnya turun tingkat ketika era Tōei seri 6000 datang dari Jepang.

KRL ABB Hyundai (Korsel-Indonesia)(1985-1992)
KRL ini dibuat atas kerjasama antara PT INKA dan Hyundai,dirakit di PT INKA pada tahun 1985-1992 dibuat sebanyak 8 gerbong (2 set) berteknologi VVVF dan disebut-sebut merupakan prototype kereta maglev yang dikembangkan Hyundai untuk jalur Seoul-Pusan. Saat ini KRL ABB Hyundai telah dikonversi menjadi KRDE dan beroperasi di jalur Surabaya-Mojokerto (Arek Surokerto).